"If the grass look greener on the other side, stop staring. Stop comparing. Stop complaining. Start watering the grass you're standing on."
Dua tahun temenan sama Een, quotes itu yang pertama kali melekat di pikiran saya. Pertama kali temenan pasti langsung mikir iya sih she deserves every good things in the world karena dia terlalu sweet dan baik jadi karma baik kayak selalu menyertai. Pernah satu waktu ngerasa hidup lagi super chaos dan hampir semua orang juga hidupnya unstable, terus ngeliat Een dan mikir : Ya ampun ya manusia ini hidupnya semulus dan sestabil itu. She must have done something good to deserve such a beautiful life. Karena percayalah, diantara kita semua hanya Een yang hidupnya (terlihat) baik-baik saja dan stabil. Dari love-life, akademis, keluarga dan pertemanan, cuma Een aja yang kayaknya jarang banget terdengar permasalahan (atau mungkin dia cuma gapernah ngeluh aja sih haha).
Tapi begitulah. Rumput tetangga pasti akan terlihat lebih hijau daripada milik kita sendiri, kan?
Semakin dekat sama Een, semakin saya tau bahwa hal-hal yang kita lihat mulus-mulus aja itu juga bukannya terjadi gitu aja.
Immersion bareng dan satu bimbingan bikin saya sadar kalau nilai-nilai akademik dia yang bagus juga bukannya jatuh gitu aja dari langit. Di saat kita semua sibuk main, nonton, makan, hangout, ngurusin ini dan itu yang lain, dia bisa begadang dan ngunci diri berhari-hari di kamar demi ngerjain laporan ataupun begadang tulis thesis.
Saya yakin love-life yang kita lihat baik-baik saja pun pasti dibangun dengan kerja keras bertahun-tahun. Ngga semua orang bisa bertahan LDR apalagi di usia pacaran yang terbilang sudah lama dan mereka berhasil baik-baik aja melawan jarak. Distance is for those who are willing to spend time alone in exchange for a little time with the one they love. Menjaga hubungan (apalagi jarak jauh) tentu saja butuh kerja keras dan usaha. Ngga pernah sih sekalipun lihat Een main-main sama cowo lain untuk flirting. Ngga pernah juga lihat dia aneh-aneh yang bakal mengancam keharmonisan hubungan dia sama Ici, haha. Jadi wajar kalau hubungannya juga pasti mulus-mulus aja. Again, nothing is impossible with hardwork (and commitmen).
Jujur saja, selama dua tahun berteman mungkin justru disaat-saat terakhir menjelang lulus baru bisa dikatakan dekat dan benar-benar kenal sama Een. Walau begitu, dari awal, impresi untuk Een sudah jelas: dia ramah dan menyenangkan. Beda tipe dengan menyenangkannya Karina dan Kikinyo yang lebih ke arah happy vibes. Een is more passive and emphatetic, she's a good, warm-hearted woman. Menyenangkan tapi juga menenangkan. Dan sejauh ini impresi itu tetap ga hilang dan berubah :)
Saya ingat tahun lalu waktu saya lagi ada di titik terendah hidup saya dan waktu itu kita berempat lagi belajar bareng terus bosan dan akhirnya malah ngobrol ngalor ngidul yang berakhir curhat soal kehidupan saya saat itu. Dimana harusnya saya yang sedih tapi malah Een yang nangis saking ngga teganya dia denger ceritanya. Antara kocak tapi juga terharu terus pengen melukin karena kenapa manusia ini sungguh sangat sweet :>
Dan itupun yang menjawab kenapa manusia ini bisa dikelilingi banyak manusia-manusia baik yang akhirnya juga menawarkan banyak hal-hal baik di hidup dia :)
And I'm glad to know that. Bahwa hidupnya yang mulus dan baik memang sudah selayaknya dirasakan oleh Een. Bukan karena keberuntungan semata. Bahwa yang bawa hal-hal baik di kehidupan dia memang berasal dari dia yang baik ke sekitar dan ke hidupnya sendiri. Bahwa saya yakin hal itu ga akan pernah berhenti sehingga hal-hal baik juga ngga akan pernah berhenti hadir di hidup Een :)
Because she's a sweet creature. And she's the kind of person that you always want to be happy.
Because she's a sweet creature. And she's the kind of person that you always want to be happy.
Semoga selalu dan selalu di kelilingi banyak orang baik dan hal baik di sekeliling Een.
Jangan lupa rumputnya disiram ya, Een, biar selalu hijau ♥
Xoxo,
Tissaflo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar