Sabtu, 03 Maret 2018

ゆらゆら





Tadi pagi saya dibangunkan oleh teman saya yang tiba-tiba chat saya mengirimkan sebuah link video. Sebuah lagu jepang berjudul ゆらゆら ( Yu ra Yu ra). Sembari dia bilang "Hidup kamu selucu ini ngga?". Setengah tidur, saya buka videonya. Bianglala, apartemen minimalis khas jepang, eskrim di taman ria, kereta, dan stasiun sukses bikin saya flashback ke dua tahun lalu. waktu patah hati, entah yang ke berapa juta kalinya selama 8 tahun pacaran. 

Persis seperti di videoclip ゆらゆら, saya patah hati, bangun tidur sambil setengah bengong masih berusaha mencerna sebenarnya saya ini ngapain sih. Setelah kira-kira 30 menit guling-guling dikasur sambil pelukin teddy bear, saya sikat gigi, mandi, beres-beres apartemen, pergi ke arah stasiun sambil mampir sebentar beli sarapan onigiri isi ebi mayo sama milk tea di family mart. 

Di kala sedang sedih, saya pasti akan langsung menuju Harborland. Taman hiburan mini dekat dari apartemen saya yang posisinya terletak di pinggir pelabuhan, hanya berjarak satu stasiun saja dari apartemen saya. Saya beli eskrim, pergi ke museum anpanman, lihat-lihat bazar, dan berakhir duduk di bianglala sendirian. Antrian bianglala diisi oleh pasangan-pasangan dan beberapa ibu-ibu bawa anak, dan untuk pertama kalinya di jepang saya merasa awkward berada di suatu tempat sndirian. Biasanya banyak orang di Jepang melakukan kegiatan di ruang publik sendirian. Pergi ke restoran, ke cafe, di kereta, even ke tempat hiburan pun banyak yang sendirian. Tapi ternyata memang tidak ada yang naik bianglala sendirian (Lol)

Biarpun begitu, malunya antri sndirian ketika akan naik bianglala terbayar oleh pemandangan Kobe yang disuguhkan dari atas bianglala. Itu adalah kali kedua saya naik bianglala di harborland. Kali pertama adalah di malam tahun baru dan saat itu saya terlalu takut sendirian di dalam bianglala yang goyang-goyangnya super ga santai, sampai sampai saya video call ke indonesia demi minta ditemani sampai saya turun dari bianglala. Kali kedua ini, saya tidak setakut waktu pertama. Setiap kali akan ada guncangan, saya akan memperbaiki posisi duduk ke tengah, kemudian meyibukkan diri dengan kamera hape saya. Sama seperti patah hati saya. Ini bukan kali pertama, sama sedihnya, tapi saya tidak menangis seperti kali pertama dan rasanya cukup bisa meng handle kesedihan saya. 

2 kali putaran bianglala cukup memberi waktu saya untuk mencerna keadaan saya saat itu. Turun dari bianglala, sedih saya belum hilang tapi saya tahu bahwa saya pasti akan survive. life has its ups and downs, i just need to hang in there. Hal paling berat saat itu adalah saya sendirian, tidak punya teman dekat, tidak ada keluarga di dekat saya. Hal paling menghibur hanyalah pekerjaan saya yang terlampau menyenangkan. Setelah pulang dari kantor saya bisa lari ke Harborland untuk melihat bianglala dan saya rasa itu cukup membuat otak saya sibuk dan lupa kalau sedang patah hati.

Setelah puas menaiki bianglala dan berputar-putar di Harborland hari itu, saya mampir beli takoyaki untuk makan malam, dan akhirnya memutar Friends seperti biasanya. Saya ingat waktu itu saya nonton berepisode-episode Friends sampai tertidur.

and that's how i survived from broken heart. Yes, it sucks, but it's not the end of the world, huh?



***********


Hari ini, 2 tahun setelah kejadian itu saya patah hati lagi dan hanya terjebak di kamar bersama tumpukan buku-buku finance dan tugas-tugas yang selalu bikin saya merasa seperti salah masuk jurusan. Sayang sekali tidak ada bianglala hari ini.


心配させてね. もう一度だけ :)